
MEMBUAT ALAT PERAGA CARA KERJA
ENZIM
Dosen : Imam Hadi Mulyono,
S.Pd.,M.Pd
Disusun
oleh
Nama : 1. Agustinus (130300026131)
2. Boy
Hariyanto (130300027231)
Kelas :
Reguler 3A2
Semester : V (Ganjil)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI UNIVERSITAS
KAPUAS SINTANG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran. Penulis laporan ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Imam
Hadi Mulyono, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Media
Pembelajaran yang telah memberikan tugas serta bimbingannya dalam memberikan
laporan ini.
2. Semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi
penulis khususnya. kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan dala penulisan laporan di
masa yang akan datang.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGATAR........................................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR
GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB
I. PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar
belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II. METODOLOGI
A. Bahan....................................................................................................................... 3
B. Alat.......................................................................................................................... 3
BAB
III. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 4
A. Hasil......................................................................................................................... 4
B. Pembahasan............................................................................................................. 6
BAB
IV. PENUTUP........................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN...................................................................................................... 10
B. SARAN................................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 11
DAFTAR
GAMBAR
GAMBAR
1...................................................................................................................... 3
GAMBAR
2...................................................................................................................... 3
GAMBAR
3...................................................................................................................... 4
GAMBAR
4...................................................................................................................... 4
GAMBAR
5...................................................................................................................... 5
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap makhluk hidup di bumi pasti tersusun atas sel-sel yang berperan
aktif dalam proses metabolisme. Dalam proses metabolisme ini tentunya
membutuhkan zat-zat seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan bahan lainnya
untuk membantu proses metabolisme itu
sendiri.
Suatu organisme hidup adalah rakitan menakjubkan dari reaksi kimia.
Masing-masing reaksi seolah berjalan sendiri tapi memberi sumbangan untuk
kehidupann organisme sebagai suatu kesatuan. Sel dalam tubuh tumbuhan mampu
mengatur lintasan – lintasan metabolik yang dikendalikannnya agar terjadi dan
dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu
katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan.
Katalisator inilah yang disebut dengan enzim.
Sebagai contoh proses metabolisme saat pembentukan urea yang nyatanya
membutuhkan suhu tinggi yang tidak mungkin manusia miliki.
Namun, karena adanya enzim
yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan
dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan
energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan
pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi
sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi
(selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian
kerja enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan
energi. Selain itu, enzim menimbulkan
pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di
bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di
bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
Peran enzim sebagai biokatalisator sangat berpengaruh terhadap
peristiwa-peristiwa dalam tubuh. Hal ini karena enzim sebagai determinan yang
menentukan kecepatan berlangsungnya suatu peristiwa fisiologik, yang memainkan
peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Sehingga, dalam
keadaan-keadaan tertentu kerja enzim akan mengalami perubahan. Dalam keadaan
tubuh yang kurang seimbang, atau tubuh yang kurang sehat, reaksi-reaksi yang
terjadi di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Hal ini disebabkan kerja enzim
tidak terkoordinasi dengan cermat. Sementara dalam keadaan sehat , semua proses
fisiologis akan berlangsung dengan baik serta teratur.
Enzim
sendiri merupakan polimer biologik yang mengatalisis lebih dari satu proses
dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang.
sifat-sifat enzim pun sangat khas, salah satunya yaitu satu enzim hanya
memiliki satu substrat. Selain sifat, enzim juga
memiliki klasifikasi, tata nama serta spesifikasi tersendiri. Perananan enzim
dalam tubuh manusia sangatlah besar. Untuk itu, pemahaman selengkapnya tentang
enzim akan dibahas dalam makalah ini.
B. Tujuan
ada pun tujuan dari pembuatan alat
peraga ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu dalam proses belajar mengajar agar
siswa lebih mudah memahami cara kerja enzim.
2. Siswa
dapat melihat secara langsung melalui alat peraga cara kerja enzim.
BAB II
METODOLOGI
A. Bahan
yang diperlukan
·
2 buah styroform
·
Spidol permanen
B. Alat yang digunakan:
·
Pisau Cutter
·
lem
·
Pengaris
·
Gunting
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
cara membuat alat peraga :
1. Siapkan alat
dan bahan terlebih dahulu.
gambar 1. alat dan bahan
2. Potong styroform
menggunakan pisau cutter sehingga sampai berbentuk seperti enzim.
3. Potong styroform
hingga berbentuk substrat
4. setelah
potongan-potongan enzim dan substrat yang sudah dibuat kemudian ditempelkan
pada styroform hingga berbentuk cara kerja enzim.
gambar .2 alat peraga kerja enzim telah ditempel
Cara kerja enzim
Bekerjanya
enzim ada yang di dalam sel (endoenzim) dan diluar sel (ektoenzim). Contoh
ektoenzim: amilase dan maltase. Umumnya enzim bekerja mengkatalis reaksi satu
arah, meskipun demikian ada juga yang mengkatalis reaksi dua arah
(bolak-balik). Contoh: lipase mengkatalis pembentukan dan penguraian lemak
lipase.
Cara kerja
enzim ada dua macam, yaitu dengan model kunci gembok dan induksi pas.
1.
Kunci gembok
(lock and key)
Enzim
dimisalkan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat
berikatan dengan substrat. Bagian tersebut disebut sisi aktif. Substrat
dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif
enzim (gembok).
2.
Induksi pas
(induced pas)
Teori ini memandang bahwa sisi aktif
enzim berbentuk flexibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat
substrat memasukinya. Lalu, subtrat membentuk kompleks untuk memulai reaksi
kimia yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang
diinginkan, enzim tersebut melepaskan diri dan kembali kebentuk semula.
B.
Pembahasan
1. Pengertian Enzim
Enzim
adalah katalis untuk reaksi-reaksi dalam sistem biologi (biokatalisator), yaitu
substansi yang dapat mempercepat atau membantu suatu reaksi kimia tanpa harus
ikut terlibat di dalam reaksi itu sendiri. Ezim ditemukan dalam setiap sel
hidup, mulai dari organisme bersel tunggal sederhana sampai organisme
multiseluler yang kompleks, termasuk manusia.
Enzim
tersusun atas protein (Apoenzim), tersedia di alam dan mengontrol pembentukan
dan dekomposisi bahan-bahan penting yang ada di sayuran, buah-buahan dan hewan.
Reaksi biokimia yang paling sering saat mengaplikasian enzim secara industri
adalah peruraian hidrolitik komponen bahan pangan yang memiliki berat molekul
(BM) tinggi seperti pati, protein, selulosa, dan sebagainya.
Gugus
Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM.
Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion
logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap
aktif.
Sebagai katalis, enzim sangat luar
biasa fungsinya, yaitu :
1.
Mempunyai daya katalitik yang sangat baik; jauh lebih baik dari katalis
anorganik atau sintetik (kec. Reaksi dapat meningkat sampai 1 juta kali).
2.
Mempunyai spesifisitas tinggi terhadap substrat dan reaksi.
3.
Dapat berfungsi baik dalam larutan pada pH dan suhu sedang (kondisi
physiologic).
4.
Hasil samping jarang terbentuk.
5.
Karena strukturnya yang kompleks, enzim dapat diregulasi.
2. Sifat-sifat Enzim
Enzim
mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1.
Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2.
Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena
enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3.
Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4.
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat
dan dapat digunakan berulang-ulang.
5.
Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim),
contoh ektoenzim: amilase, maltase.
6.
Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang
mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan
penguraian lemak.
Lipase: Lemak + H2O —————————> Asam
lemak + Gliserol
|
7.
Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif
(permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan
substrat tertentu.
8.
Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan
yang disebut kofaktor.
3. Jenis-jenis Enzim
Koenzim
: komponen bukan protein yang membantu aktivitas enzim dalam bentuk senyawa
organik
Kofaktor
: komponen bukan protein yang membantu aktivitas enzim dalam bentuk senyawa
anorganik
Apoenzim
: bagian dari enzim yang berupa protein
Holoenzim
: seluruh bagian enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis
bersama koenzim/kofaktor.
Gugus
prostetik : kofaktor/koenzim yang terikat kuat pada enzim
4. Mekanisme kerja Enzim
Enzim
bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory)
dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory).
·
Menurut teori kunci-gembok, terjadinya
reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara
substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim
cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif,
yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada
saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas
dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci
gembok.
·
Menurut teori kecocokan induksi reaksi
antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat
terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur
yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak
bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim – Pengaruh pH:
Enzim
mempunyai pH optimum (rentang pH) dimana enzim mempunyai aktivitas maksimal di
atas atau di bawah pH optimum aktivitas enzim berkurang.
Contoh:
enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH
optimal 2. Enzim ptialin, karena bekerja di mulut yang bersuasana basa,
memiliki pH optimal 7,5-8.
Semua reaksi kimia dipengaruhi
suhu, makin tinggi suhu makin tinggi kecepatan reaksi. Pada reaksi enzimatik,
suhu tinggi dapat menyebabkan denaturasi enzim dan aktivitas enzim akan
berkurang. Suhu saat enzim mempunyai aktivitas maksimal dinamakan suhu optimum.
– Aktivator dan Inhibitor
Aktivator
adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion
klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase.
Inhibitor
adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya,
inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk
mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen dalam
pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang
melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang lama kelamaan dapat
mengubah sisi aktif enzim.
– Konsentrasi enzim dan substrat- Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
- Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
- Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
- Secara
umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki peranan penting dalam reaksi
metabolisme, yaitu sebagai biokatalisator dan modulator. Untuk dapat bekerja pada suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau
kontak antara enzim dengan substrat (kompleks enzim-substrat).
- Enzim digolongkan menurut tipe reaksi yang diikutinya dan mekanisme reaksi, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut substratnya, misalnya
urease, arginase dan lain-lain. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat, suhu, pH, produk/hasil reaksi, aktivator, dan
inhibitor.
- Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus
kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya.
- Penggolongan enzim berdasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan, yaitu :
oksidoreduktase, tranferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase.
2. Saran
Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang
cukup banyak sehingga cukup sulit untuk memahami materi sebagai bahan
makalah. Dan dengan mempelajari makalah yang singkat ini diharapkan kita dapat
mengetahui apa itu enzim.
DAFTAR PUSTAKA
Heru Santoso Wahito Nugroho, 2008. Protein dan Enzim, www.heruswn.teach-nology.com
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper,
Edisi XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi,
Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk
(Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC