Selasa, 26 Januari 2016



TUGAS KELOMPOK  MEDIA PEMBELAJARAN
MEMBUAT ALAT PERAGA CARA KERJA ENZIM
Dosen : Imam Hadi Mulyono, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh
Nama            : 1. Agustinus (130300026131)
                       2. Boy Hariyanto (130300027231)
Kelas            : Reguler 3A2
Semester       : V (Ganjil)           

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI UNIVERSITAS
KAPUAS SINTANG
2015/2016



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran. Penulis laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Imam Hadi Mulyono, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Media Pembelajaran yang telah memberikan tugas serta bimbingannya dalam memberikan laporan ini.
2.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. kritik dan saran dari semua pihak  sangat penulis harapkan  untuk kesempurnaan dala penulisan laporan di masa yang akan datang.



DAFTAR ISI
KATA PENGATAR...........................................................................................................      i
DAFTAR ISI......................................................................................................................      ii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................      iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................      1
A.    Latar belakang.........................................................................................................      1
B.     Tujuan......................................................................................................................      1
BAB II. METODOLOGI
A.    Bahan.......................................................................................................................      3
B.     Alat..........................................................................................................................      3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................      4
A.    Hasil.........................................................................................................................      4
B.     Pembahasan.............................................................................................................      6
BAB IV. PENUTUP...........................................................................................................      10
A.    KESIMPULAN......................................................................................................      10
B.     SARAN...................................................................................................................      10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................      11


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1...................................................................................................................... 3
GAMBAR 2...................................................................................................................... 3
GAMBAR 3...................................................................................................................... 4
GAMBAR 4...................................................................................................................... 4
GAMBAR 5...................................................................................................................... 5








BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Setiap makhluk hidup di bumi pasti tersusun atas sel-sel yang berperan aktif dalam proses metabolisme. Dalam proses metabolisme ini tentunya membutuhkan zat-zat seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan bahan lainnya untuk membantu proses metabolisme itu sendiri.
Suatu organisme hidup adalah rakitan menakjubkan dari reaksi kimia. Masing-masing reaksi seolah berjalan sendiri tapi memberi sumbangan untuk kehidupann organisme sebagai suatu kesatuan. Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan – lintasan metabolik yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan enzim. 
Sebagai contoh proses metabolisme saat pembentukan urea yang nyatanya membutuhkan suhu tinggi yang tidak mungkin manusia miliki. Namun,  karena adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
Peran enzim sebagai biokatalisator sangat berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa dalam tubuh. Hal ini karena enzim sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya suatu peristiwa fisiologik, yang memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Sehingga, dalam keadaan-keadaan tertentu kerja enzim akan mengalami perubahan. Dalam keadaan tubuh yang kurang seimbang, atau tubuh yang kurang sehat, reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Hal ini disebabkan kerja enzim tidak terkoordinasi dengan cermat. Sementara dalam keadaan sehat , semua proses fisiologis akan berlangsung dengan baik serta teratur.
Enzim sendiri merupakan polimer biologik yang mengatalisis lebih dari satu proses dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang. sifat-sifat enzim pun sangat khas, salah satunya yaitu satu enzim hanya memiliki satu substrat. Selain sifat, enzim juga memiliki klasifikasi, tata nama serta spesifikasi tersendiri. Perananan enzim dalam tubuh manusia sangatlah besar. Untuk itu, pemahaman selengkapnya tentang enzim akan dibahas dalam makalah ini.
B.  Tujuan
ada pun tujuan dari pembuatan alat peraga ini adalah sebagai berikut:
1.     Membantu dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih mudah memahami cara kerja enzim.
2.    Siswa dapat melihat secara langsung melalui alat peraga cara kerja enzim.

BAB II
METODOLOGI
A.  Bahan yang diperlukan
·      2 buah styroform
·      Spidol permanen
B.  Alat yang digunakan:
·      Pisau Cutter
·      lem
·      Pengaris
·      Gunting


















BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil

cara membuat alat peraga :
1.    Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.

gambar 1. alat dan bahan
2.    Potong styroform menggunakan pisau cutter sehingga sampai berbentuk seperti enzim.
3.    Potong styroform hingga berbentuk substrat  
4.    setelah potongan-potongan enzim dan substrat yang sudah dibuat kemudian ditempelkan pada styroform hingga berbentuk cara kerja enzim.

gambar .2 alat peraga kerja enzim telah ditempel
Cara kerja enzim
Bekerjanya enzim ada yang di dalam sel (endoenzim) dan diluar sel (ektoenzim). Contoh ektoenzim: amilase dan maltase. Umumnya enzim bekerja mengkatalis reaksi satu arah, meskipun demikian ada juga yang mengkatalis reaksi dua arah (bolak-balik). Contoh: lipase mengkatalis pembentukan dan penguraian lemak lipase.
Cara kerja enzim ada dua macam, yaitu dengan model kunci gembok dan induksi pas.
1.    Kunci gembok (lock and key)
Enzim dimisalkan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat. Bagian tersebut disebut sisi aktif. Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim (gembok).
2.    Induksi pas (induced pas)
Teori ini memandang bahwa sisi aktif enzim berbentuk flexibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat substrat memasukinya. Lalu, subtrat membentuk kompleks untuk memulai reaksi kimia yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang diinginkan, enzim tersebut melepaskan diri dan kembali kebentuk semula.



B.  Pembahasan
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah katalis untuk reaksi-reaksi dalam sistem biologi (biokatalisator), yaitu substansi yang dapat mempercepat atau membantu suatu reaksi kimia tanpa harus ikut terlibat di dalam reaksi itu sendiri. Ezim ditemukan dalam setiap sel hidup, mulai dari organisme bersel tunggal sederhana sampai organisme multiseluler yang kompleks, termasuk manusia.
Enzim tersusun atas protein (Apoenzim), tersedia di alam dan mengontrol pembentukan dan dekomposisi bahan-bahan penting yang ada di sayuran, buah-buahan dan hewan. Reaksi biokimia yang paling sering saat mengaplikasian enzim secara industri adalah peruraian hidrolitik komponen bahan pangan yang memiliki berat molekul (BM) tinggi seperti pati, protein, selulosa, dan sebagainya.
Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif.
Sebagai katalis, enzim sangat luar biasa fungsinya, yaitu :
1. Mempunyai daya katalitik yang sangat baik; jauh lebih baik dari katalis anorganik atau sintetik (kec. Reaksi dapat meningkat sampai 1 juta kali).
2. Mempunyai spesifisitas tinggi terhadap substrat dan reaksi.
3. Dapat berfungsi baik dalam larutan pada pH dan suhu  sedang (kondisi physiologic).
4. Hasil samping jarang terbentuk.
5. Karena strukturnya yang kompleks, enzim dapat diregulasi.
2. Sifat-sifat Enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena  enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase, maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
Lipase:  Lemak + H2O —————————> Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
3. Jenis-jenis Enzim
Koenzim : komponen bukan protein yang membantu aktivitas enzim dalam bentuk senyawa organik
Kofaktor : komponen bukan protein yang membantu aktivitas enzim dalam bentuk senyawa anorganik
Apoenzim : bagian dari enzim yang berupa protein
Holoenzim : seluruh bagian enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis bersama koenzim/kofaktor.
Gugus prostetik : kofaktor/koenzim yang terikat kuat pada enzim
4. Mekanisme kerja Enzim
Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory).

·         Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok.
·         Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim
– Pengaruh pH:
Enzim mempunyai pH optimum (rentang pH) dimana enzim mempunyai aktivitas maksimal di atas atau di bawah pH optimum aktivitas enzim berkurang.
Contoh: enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH optimal 2. Enzim ptialin, karena bekerja di mulut yang bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8.


– Pengaruh suhu:
Semua reaksi kimia dipengaruhi suhu, makin tinggi suhu makin tinggi kecepatan reaksi. Pada reaksi enzimatik, suhu tinggi dapat menyebabkan denaturasi enzim dan aktivitas enzim akan berkurang. Suhu saat enzim mempunyai aktivitas maksimal dinamakan suhu optimum.
– Aktivator dan Inhibitor
Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase.
Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen dalam pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang lama kelamaan dapat mengubah sisi aktif enzim.
– Konsentrasi enzim dan substrat
  • Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
  • Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi



BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
-          Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi  dalam suatu reaksi kimia.
-          Secara umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki peranan penting dalam reaksi metabolisme, yaitu sebagai biokatalisator dan modulator. Untuk dapat bekerja pada suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat (kompleks enzim-substrat).
-          Enzim digolongkan menurut tipe reaksi yang diikutinya dan mekanisme reaksi, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, pH, produk/hasil reaksi, aktivator, dan inhibitor.
-          Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya.
-          Penggolongan enzim berdasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan, yaitu : oksidoreduktase, tranferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase.
2.  Saran
Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang cukup banyak sehingga cukup sulit untuk memahami materi sebagai bahan makalah. Dan dengan mempelajari makalah yang singkat ini diharapkan kita dapat mengetahui apa itu enzim.




DAFTAR PUSTAKA

Heru Santoso Wahito Nugroho, 2008. Protein dan Enzim, www.heruswn.teach-nology.com

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI),  Jakarta: EGC









Tidak ada komentar:

Posting Komentar